Archive for Oktober 2012
Jenghis Khan (bahasa Mongolia: Чингис Хаан), juga dieja Genghis Khan, Jinghis Khan, Chinghiz Khan, Chinggis Khan, Changaiz Khan, dll, nama asalnya Temüjin, juga dieja Temuchin atau TiemuZhen, (sek. 1162 - 18 Agustus 1227) adalah khan Mongol dan ketua militer yang menyatukan bangsa Mongolia dan kemudian mendirikan Kekaisaran Mongolia dengan menaklukkan sebagian besar wilayah di Asia, termasuk utara Tiongkok (Dinasti Jin), Xia Barat, Asia Tengah, Persia, dan Mongolia. Penggantinya akan meluaskan penguasaan Mongolia menjadi kekaisaran terluas dalam sejarah manusia. Dia merupakan kakek Kubilai Khan, pemerintah Tiongkok bagi Dinasti Yuan di China.
Kehidupan Awal
Jenghis Khan dilahirkan dengan nama Temüjin sekitar tahun 1162 dan 1167, anak sulung Yesügei, ketua suku Kiyad
(Kiyan). Sedangkan nama keluarga dari Yesügei adalah Borjigin
(Borjigid). Temujin dinamakan seperti nama ketua musuh yang ditewaskan
ayahnya.
Temujin lahir di daerah pegunungan Burhan Haldun, dekat dengan sungai
Onon dan Herlen. Ibu Temujin, Holun, berasal dari suku Olkhunut.
Kehidupan mereka berpindah-pindah layaknya seperti penduduk Turki di Asia Tengah.
Saat Berumur 9 tahun, Temujin dikirimkan keluar dari sukunya karena ia
akan jodohkan kepada Borte, putri dari suku Onggirat. Ayah Temujin,
Yesugei meninggal karena diracuni suku Tartar tepat pada saat ia pulang setelah mengantar Temujin ke suku Onggirat.
Temujin pun dipanggil pulang untuk menemui ayahnya. Yesugei memberi
pesan kepada Temujin untuk membalaskan dendamnya dan menghancurkan suku Tartar
di masa depan. Kehidupan Temujin bertambah parah setelah hak
kekuasaannya sebagai penerus kepala suku direbut oleh orang lain dengan
alasan umur Temujin yang masih terlalu muda. Temujin dan keluarganya
diusir dari sukunya karena ia ditakuti akan merebut kembali hak
kekuasaannya atas suku Borjigin. Hidup Temujin dan keluarganya sangat
menderita. Dengan perbekalan makanan yang sangat terbatas, Ia dan
adik-adiknya hidup dengan cara berburu. Pada saat ia menginjak remaja,
kepala suku Borjigin mengirimkan pasukan untuk membunuh Temujin.
Temujin berhasil tertangkap dan ditawan oleh musuhnya, namun ia
berhasil kabur dari tahanan dan dengan pertolongan dari orang-orang yang
masih setia kepada Yesugei. Pada saat menginjak dewasa, Temujin
berjuang dan mengumpulkan kekuatannya sendiri.
Latar Perjuangan
Menyatukan Mongolia
Temujin mempunyai teman baik yang juga merupakan saudara angkatnya,
yang bernama Jamukha. Ia pernah berkali-kali ditolong oleh Jamukha, yang
merupakan keturunan dari suku Jadaran. Bersama-sama dengan saudara
angkatnya, Temujin berhasil merebut kembali hak kekuasaannya atas
sukunya dan juga perserikatan Mongolia yang didirikan ayahnya dahulu.
Waktu demi waktu, wilayah Temujin menjadi semakin besar, yang dilakukan
dengan cara menghancurkan musuh-musuhnya dan menggabungkan suku-suku
dalam perserikatan Mongolia. Musuh terbesar Temujin dalam sejarah
ternyata adalah saudara angkatnya sendiri, Jamukha, yang sering
mengadu-domba Temujin dengan suku-suku lainnya, termasuk ayah angkat
Temujin sendiri yang bernama Wang Khan. Setelah Temujin berhasil
menyisihkan musuh-musuhnya dan melaksanakan perintah almarhum ayahnya,
Yesugei, ia kemudian juga berhasil membalaskan kematian nenek-moyangnya,
yang dibunuh oleh kerajaan Jin. Temujin kemudian diangkat menjadi Khan
dengan gelar Jenghis Khan; yang artinya "Khan dari Segala-galanya".
Memerangi kerajaan Jin
Nenek-moyang kerajaan Jin berasal dari suku Jurchen. Suku Jurchen berhasil menguasai wilayah utara Cina
selama lebih dari 100 tahun. Hal ini akan menjadi kesulitan besar untuk
Jenghis Khan dalam menunaikan tugasnya. Kerajaan Jin memiliki jumlah
pasukan yang hampir mendekati jutaan jiwa (lebih dari 10 kali lipat dari
pasukan Jenghis Khan pada waktu itu). Mereka hidup aman dibalik tembok kerajaan
yang besar dan susah untuk diserang. Jenghis Khan berhasil meruntuhkan
semangat perang dan kekuataan kerajaan Jin dalam berbagai peperangan.
Salah satunya adalah perang di Tebing Serigala Liar, dimana Jenghis Khan
yang hanya memiliki pasukan tidak lebih dari 100.000 tentara berhasil
membabat pasukan musuh yang besarnya lebih dari setengah juta jiwa.
Kejayaan Jenghis Khan terbukti dari keberhasilannya dalam merebut
ibukota kerajaan Jin, Dadu, yang sekarang ini menjadi Beijing. Para seniman (artis), ahli senjata (terutama ahli senjata berat/siege weapon), dan barang berharga, semuanya dibawa kembali ke Mongolia sebagai budak dan rampasan perang.
Invasi ke Timur Tengah
Sejarah mencatat invasi yang dipimpin oleh Jenghis Khan sendiri dengan ratusan ribu tentara terpilih ke Kerajaan Khawarezmia yang pada waktu itu menguasai seluruh wilayah Timur Tengah
diawali dengan pedagang Mongolia yang dibunuh dan harta mereka dirampas
oleh panglima Khawarizmi yang serakah. Keserakahan itu membawa bencana
bagi bangsanya. Jenghis Khan berhasil menawan dan menghukum mati
panglima tersebut dengan cara menuangkan logam panas ke matanya.
Kerajaan Khawarizmi menderita kerugian yang tidak terhitung. Amarah
Jenghis Khan bertambah setelah cucu kesayangannya terbunuh. Populasi
rakyat Timur Tengah berkurang hingga 10%, dan wilayah Mongolia pun
bertambah luas sampai kebagian barat benua Asia.
Sejarah pernah mencatat bahwa pada saat Jenghis Khan mundur kembali
ke Mongolia, ia sempat memerintahkan dua jendral terbaiknya, Jebe dan Subotai Baatur untuk menyelidiki daerah barat dan membasmi sisa musuh sampai ke wilayah Russia. Jebe dan Subotai pernah menginjak daratan Eropa pada saat itu, dan mengalami konfrontasi dan menghancurkan pasukan Salib yang hendak menyerang wilayah Arab. Sumber konfrontasi itu diperkirakan terjadi karena pasukan Salib dari Eropa mengira pasukan Mongol adalah pasukan Arab. Wilayah Timur Tengah kemudian dibagi-bagi dan dikuasai oleh putra-putra Jenghis Khan.
Akhir Hidup Jenghis Khan
Jenghis Khan yang sudah berumur tua dipaksa untuk memimpin pasukan untuk menghancurkan kekhalifahan Abbasiyah
untuk kesekian kalinya, namun ketidak-cakapan para pasukan dan
seringnya melakukan mabuk-mabukan memperlemah pasukan militernya. Ia
meninggal dalam perjalanan karena terjatuh dari kuda dan dirahasiakan
oleh panglima-panglima setianya sampai musuh berhasil ditaklukan.
Kuburan Jenghis Khan dirahasiakan agar tidak dirusak oleh orang lain.
Kekuasaan Mongol diwariskan kepada putra ketiganya, Ogadai Khan.
Alasan Jenghis Khan menunjuk putra ketiganya untuk meneruskan tahta
warisnya, disebabkan oleh keahlian yang dimiliki Ogadai Khan dalam
bernegoisasi, memimpin negara dan sifatnya yang tidak sombong (tidak
seperti kedua kakaknya yang sering bertempur satu sama lain).
Mongolia Setelah Jenghis Khan
Ogodei Khan
Ogodei Khan,
anak ketiga yang menjadi Khan Agung, bukan hanya berhasil dalam
mempertahankan wilayah Mongolia yang telah dibangun oleh ayahnya, namun
ia berhasil memperluas kekuasaannya dengan menghancurkan kerajaan Jin
untuk terakhir kalinya, serta memerintahkan panglimanya untuk memperluas
kekuasaan di wilayah Eropa. Wilayah Russia, Polandia, serta Hungaria berhasil dikuasai oleh Mongolia. Pasukan gabungan yang dipimpin oleh Henry dari Silesia tergabung dari pasukan Hungaria, Polandia, dan Jerman (Kekaisaran Suci Romawi)
yang terdiri dari pasukan Teutonik terbantai tak bersisa dalam perang
di Leignitz. Sejarah Eropa mencatat kekejaman dan teror besar yang
dilakukan oleh kerajaan Mongolia atas rakyat Eropa. Pasukan Mongolia
baru menghentikan perluasan wilayah mereka di Eropa setelah mendengar
kematian Ogodei Khan. Negara-negara Eropa memilih untuk memberikan upeti
kepada kerajaan Mongolia daripada mengambil risiko untuk melawan
Mongolia. Eropa bahkan memohon bantuan Mongolia untuk menghancurkan
Arab. Sebagian wilayahnya kemudian akan menjadi Dinasti Yuan di bawah Kublai Khan, anak Tolui Khan.
Tolui Khan
Tolui Khan, anak termuda, mewarisi tanah Mongolia yang relatif kecil. Anaknya, Kubilai Khan, akan mendirikan Dinasti Yuan.
Chagatai Khan
Chagatai Khan, anak kedua, diberi Asia Tengah dan Iran utara, mendirikan Kekhanan Chagatai.
Batu Khan
Batu Khan adalah anak Jochi Khan,
anak tertua Jenghis Khan yang telah mati sebelum kematian Jenghis Khan.
Warisan tanah yang sekiranya diwarisi oleh Jochi, yakni Rusia, diberikan oleh kedua anaknya, Batu Khan dan Orda Khan, yang keduanya, beserta 12 saudara mereka lainnya, mendirikan Ulus Jochi (Golden Horde)
Setelah kematian Ogodei Khan, Mongolia dikuasai oleh Batu Khan yang
memiliki visi lain dalam memperluas kerajaan Mongolia. Ia mengirimkan
pasukan untuk menguasai tanah Arab yang sebelumnya dikuasai oleh Eropa,
seperti Damaskus dan kota-kota lainnya. Pasukan Eropa mengirimkan bantuan pada saat mereka merebut kota Yerusalem. Pasukan Mongolia tercatat dalam sejarah memperluas kekuasaannya sampai ke wilayah Mesir. Setelah kematian Batu Khan, pasukan Mongolia menghentikan agresi militernya ke arah barat.
Kubilai Khan
Mongolia pada saat kekuasaan Kubilai Khan berhasil memperluas wilayah sampai seluruh Cina, Korea, Burma, Vietnam, dan Kamboja. Pasukan Mongolia pernah melakukan agresi militer ke Jepang dan Jawa (Kerajaan Singasari), namun tidak berhasil.
Mongolia pada saat kekuasaan Kubilai Khan berhasil memperluas wilayah sampai seluruh Cina, Korea, Burma, Vietnam, dan Kamboja. Pasukan Mongolia pernah melakukan agresi militer ke Jepang dan Jawa (Kerajaan Singasari), namun tidak berhasil.