JAKARTA (Arrahmah.com)
– ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan
dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke
58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya
Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak
secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar
Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan.
Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di
Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal
itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan
dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang
dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin
Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur,
Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang
dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi
Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan
di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin
Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI),
Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al
Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ
Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir
ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat,
Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang
lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran
sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan
kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya
dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena
dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku
tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan
ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary
menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis,
padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya
ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam
Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa
menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai
sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber
kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat
dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran
dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari
kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci
Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas
Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh
dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah
benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan
lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan
Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa
dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary
sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami
litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah
studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH
Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada
kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani
sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan
mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya
aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus
pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin
mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja,
tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan
kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga
bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul
dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta
training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja,
nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan
ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary
dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Archive for Juli 2013
bagi temen-temen semua yang “mungkin” sedang dalam masalah atau sedang sedih. entah karena masalah pribadi atau masalah orang lain, yang sedang menghadapi masalah pelik dan rumit yang semakin melilit, tidak ada yang bisa membantu, hanya sendiri, tak ada atau belum ada tempat untuk berbagi. dan masalah itu belum bisa terpecahkan, setiap hari serasa semakin mencekik, hampir putus asa, futur bahkan nyaris hancur. ingin menangis tapi tidak bisa karena malu atau egois
tak peduli siapa kamu, apakah seorang laki-laki atau wanita, yang masih studi atau sudah bekerja, seorang aktivis, ADK atau mahasiswa biasa.
Tenanglah,,, mari sejenak kita alihkan perhatian kita, bukan untuk menghindar tapi hanya sekedar rehat, kembali mengumpulkan motivasi, kepercayaan diri paling tidak untuk menenangkan hati.
Ingat ,,, masalah yang ada itu masih kecil, belum ada apa-apanya. Ingat Allah SWT tidak akan memberi kita ujian diluar batas kemampuan kita. anggaplah masalah itu kecil apapun wujudnya selagi hanya masalah dunia.
tenangkan hati, bersabarlah dan sandarkan diri hanya pada Illahi Robbi. tenang dan renungkanlah seberapa besar masalah kita dibanding beban masalah orang lain, seberapa besarkah beban masalah yang menurut kita berat itu?????
TAPI,,,,,,,
Jangan ngomong masalah lagi !!!, kita akan sejenak merenung tentang sesuatu yang Besar, sesuatu yang sangat besar, tapi bukan “masalah” yang kita anggap besar tadi. ini sesuatu yang lain.
singkirkan masalah itu. kalau tidak bisa kita selesaikan sekarang ya selesaikan saja nanti, toh Allah akan selalu ada dan siap menolong kita setiap saat, kapan saja dimana saja. so relax dulu
Tarik nafas panjang ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, lepaskan pelan-pelan
kemudian katakanlah “Allahu Akbar !!!”
taukah kalian arti kalimat tersebut? ya,,, artinya Alloh Maha Besar,,,,,,, Tapi kadang-kadang kita belum bisa menyelami sebesar apa kekuasaan Alloh itu,,,
untuk itu mari kita pelajari ayat-ayat Alloh yang ada di alam ini, mentadaburi bukti-bukti kekuasaan Alloh dengan mempelajari apa yang Ia ciptakan,,,,,
lihatlah keluar jendela, pandanglah alam sekitarmu, mari kita cari sesuatu yang besar untuk dipelajari.
Pandanglah kelangit, teroboslah awan dan tembuslah atmosfer, lihatlah apa yang ada disana ? Betul,,,, disana ada alam semesta yang sangat luas, ada planet-planet dan bintang-bintang. Dan tahukah kamu planet apa yang terbesar dalam sistem tata surya kita? Ya, jawabannya adalah Jupiter, saya tidak mengukur sendiri tapi para ilmuwanlah yang telah menghitungnya dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang mereka punya. Kita tidak usah memikirkan bagaimana mereka mengukur besarnya planet Jupiter karena hal tersebut malah akan menambah masalah kita.
Lalu apalagi yang terbesar dalam sistem tata surya kita, ? jangan lupakan pusat dari tata surya Bima Sakti (milky way) “matahari”, saya sendiri bukan orang fisika jadi sayapun tidak bisa mengukur secara pasti ukuran matahari, pokoknya matahari-lah yang paling besar yang terdekat dengan bumi (kurang lebih 150 jt Km), dulu ketika aku masih kecil aku pernah membaca perbandingan antara planet bumi dan matahari adalah seperti bola kasti dengan rumah, tentu saja kalau bumi sebesar bola kasti maka matahari dapat di umpamakan sebesar rumah (nb : tidak diterangkan rumah jenis apa, pokoknya sebesar “rumah”)
Kalian mungkin sudah tahu bom atom? Atau bom nuklir? Kalian mungkin sudah tahu bagaimana bom atom yang dijatuhkan di hiroshima, atau Tsar Bomba-nya uni soviet yang apabila meledak menghasilkan awan jamur setinggi 34000 kaki atau 10,363 km dengan diameter bola api berkilo-kilo meter dan dengan suhu yang mampu melelehkan baja sekuat apapun dan suara gemuruh ledakannya bisa sepanjang 49 menit lamanya, bom ini setara dengan 50 000 000 ton bahan peledak TNT yang diledakkan secara bersamaan. Nah antara bom nuklir dan matahari sama-sama melakukan reaksi Thermonuklir (ga usah terlalu dipikirkan apa maksudnya kalau tidak tahu) Dan reaksi yang terjadi di matahari puluhan bahkan ratusan kali lipat lebih dasyat dari pada hanya sekedar Tsar bomba, dan hal itu berlangsung setiap hari, setiap saat, dan sampai saat ini.
Bayangkan betapa besarnya malapetaka yang terjadi kalau matahari meledak sedangkan bumi hanya berjarak kurang lebih 150juta km dari matahari, kalau Tsar Bomba sudah seperti itu apalagi matahari,,,,,,,INGAT kalau Alloh berkehendak apapun pasti bisa terjadi.
Kira-kira adakah yang lebih besar lagi dari matahari?
Tentu saja ada,,, terawanglah lebih jauh lagi, menjelajah jarak dalam tahun cahaya, menembus sejauh ilmu pengetahuan manusia.
Ternyata masih ada lagi yang lebih besar daripada matahari, namanya bintang sirius, bisa dilihat perbandingan diatas. Dalam perbandingan ini kita gunakan satuan radius matahari. Radius adalah setengah dari diameter. Ingat 1 radius matahari = 695 500 kilometer (kurang lebih segitu).
Masihkah ada yang lebih besar?
Mari kita lihat terus perbandingan-perbandingan berikut ini
Ternyata masih ada bintang pollux,,,,,,
Mari kita telusuri lebih jauh,,,,,,,,,
Pada gambar diatas planet bumi sudah tidak terlihat lagi
Lalu,,,,,,,,,,,,,,
ada aldebaran, rigel dan ada juga Betelgeuse yang berukuran antara 880 sampai 1000 radius ( tinggal kalikan 695 500 km)
Add caption |
Add caption |
Add caption |
Add caption |
Add caption |
Sekarang mari kita lihat perbandingan ukuran VY Canis Majoris diatas. VY Canis Majoris merupakan bintang terbesar yang pernah di identifikasi oleh manusia dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. VY Canis Majoris memiliki ukuran antara 1800 sampai 2100 radius.
INGAT perbandingan diatas tidak mewakili keadaan sebenarnya karena kemampuan manusia yang terbatas, mungkin antara gambar satu dengan yang lain salah dalam perbandingan besarnya atau berbeda sumber akan mengatakan ukuran yang berbeda antara bintang satu dengan bintang lainnya. Tapi intinya mereka adalah benda yang besar, sangat besar
Dan silakan dibayangkan seandainya bintang-bintang tersebut meledak layaknya Tsar Bomba, bisa?
Sekarang mari kita lihat perbandingannya dengan matahari kita ,,,,,
antara VY canis Majoris dengan matahari
VY Canis Majoris merupakan bintang terbesar yang ada di tata surya kita (milky way) yang pernah teridentifikasi oleh manusia. Perkiraan ukuran bintang ini adalah 2000 x 695 500 km = 1 391 000 000 km.
VY Canis Majoris (VY CMa) adalah bintang maha maharaksasa merah yang terletak di rasi Canis Major. Dengan jari-jari 1800 sampai 2100 kali radius Matahari, (8.4-9.8 SA (satuan astronomi), 1.5315×109km, atau 0.85×109mil), VY CMa merupakan bintang terbesar dan juga merupakan salah satu bintang paling bercahaya yang pernah diketahui selama ini. Bintang ini terletak sekitar 1.5 kiloparsec (4900 tahun cahaya, 4.6×1016km, atau 2.9×1016mil) dari bumi. Tidak seperti kebanyakan bintang maha maharaksasa lainnya, yang biasanya bersistem bintang ganda, VY CMa adalah bintang tunggal. VY CMa dikategorikan sebagai bintang bervariabel semi-regular. VY CMa memiliki kepadatan rata-rata 0.000005 sampai 0.000010 kg/m3.
Mari kita bandingkan volumenya. Jika volume bintang ini kita isi dengan benda sebesar planet bumi maka dibutuhkan sekitar 7,000,000,000,000,000 (7×1015 atau 7 quadrillion) planet sebesar bumi.
Sekarang mari kita bandingkan dengan satuan tertentu.
Jika bumi diwakili dengan sebuah bola yang mempunyai ukuran diameter sebesar 1 Centimeter maka matahari setara dengan bola berukuran diameter 109 centimeter. Dan VY canis majoris setara dengan bola yang berukuran kurang lebih 2,3 kilometer atau 230000 centimeter
Betapa besarkah benda ini ???
TAPI,,,,,,, masih adakah bintang yang lebih besar lagi,,,???
Saya tidak berani menjawab sekarang tapi Lihat gambar dibawah ini ………
Add caption |
Setiap titik pada gambar ini semuanya adalah galaksi
Setiap galaksi berisi kurang lebih 1 triliun bintang (1 000 000 000 000)
Setiap bintang kemungkinan memiliki sistem planet tersendiri
Dan ada lebih dari 10 000 galaksi hanya dalam foto diatas
PADAHAL ……………………………………………………………………………
Lihatlah seberapa besar diri kita ???
Sebesar apakah beban masalah kita ???
Pantaskah kita berputus asa atas RahmatNya ???
Padahal Dialah yang menciptakan bintang gemintang beserta alam semesta raya
Dan Ia mampu memelihara SEMUANYA
Semuanya berputar beredar teratur tidak bertumbukan satu sama lain
Semuanya bersujud dan bertasbih hanya KepadaNYA
Dan lihatlah, rasakanlah bahwa ini merupakan bukti kebesaranNYA, bukti rahmatNYA yang meliputi makhluk sekecil mikroba sampai benda sebesar bintang di jagat raya
KALAU ALLAH BISA MENCIPTAKAN, MENGATUR DAN MERAWAT MEREKA SEMUA
MASIH PANTASKAH KITA BERPUTUS ASA PADANYA ???
~ Bersyukurlah atas nikmat yang Allah berikan Nis......
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam
di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam.
(QS. Al A’raaf 54)
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa
tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas
Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga
waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan
Tuhanmu.
(QS. Ar Rad 2)
Made by : Afif Ramadhan
Sumber : Al Qur’an Al Karim
JAKARTA (Arrahmah.com) – ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak secara terbuka kesimpulan tersebut.
Ajaran ESQ Sesat dan Menyesatkan
M. Fachry Senin, 21 Sya'ban 1431 H / 2 Agustus 2010 03:18
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...
Benarnya
Fatwa Mufti Malaysia
The
Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian
selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya,
training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia,
Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata
mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan
zindiq dan kufur.
Maka
benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan
Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur,
Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari
aqidah Islam.
Demikian
antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan
(FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut
berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi
Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad
Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ
Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata
mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat &
Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin
Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja
telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang
ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab
dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme
sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan
agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi
Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah
saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja
mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain
itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis,
padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur
sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa
juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah
manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary
tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As
Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat
Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu
membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara
diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan
kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen
Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib
Koreksi Diri
Sementara
itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan
pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary
mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di
Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah
orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan
As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga
keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar
Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH
Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan.
Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam
Asmaul Husna.
“Saya
menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada
hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus
pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara
itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan
maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai
kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya
sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak
modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta
training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti
dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya
untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah
dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber :
Suara Islam
SEBARKAN !
Raih Amal Shalih, sebarkan informasi ini...
Raih Amal Shalih, sebarkan informasi ini...
Ajaran ESQ Sesat dan Menyesatkan
M. Fachry Senin, 21 Sya'ban 1431 H / 2 Agustus 2010 03:18
JAKARTA (Arrahmah.com)
– ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan
dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke
58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya
Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak
secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...Ajaran ESQ Sesat dan Menyesatkan
M. Fachry Senin, 21 Sya'ban 1431 H / 2 Agustus 2010 03:18
JAKARTA (Arrahmah.com)
– ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan
dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke
58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya
Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak
secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...Ajaran ESQ Sesat dan Menyesatkan
M. Fachry Senin, 21 Sya'ban 1431 H / 2 Agustus 2010 03:18
JAKARTA (Arrahmah.com)
– ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan
dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke
58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya
Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak
secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...Ajaran ESQ Sesat dan Menyesatkan
M. Fachry Senin, 21 Sya'ban 1431 H / 2 Agustus 2010 03:18
JAKARTA (Arrahmah.com)
– ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan
dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke
58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya
Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak
secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...Ajaran ESQ Sesat dan Menyesatkan
M. Fachry Senin, 21 Sya'ban 1431 H / 2 Agustus 2010 03:18
JAKARTA (Arrahmah.com)
– ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan
dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke
58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya
Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak
secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...Ajaran ESQ Sesat dan Menyesatkan
M. Fachry Senin, 21 Sya'ban 1431 H / 2 Agustus 2010 03:18
JAKARTA (Arrahmah.com)
– ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan
dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke
58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya
Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak
secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Sebarkan!
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...Ajaran ESQ Sesat dan Menyesatkan
M. Fachry Senin, 21 Sya'ban 1431 H / 2 Agustus 2010 03:18
JAKARTA (Arrahmah.com)
– ESQ akhirnya dinyatakan sesat dan menyesatkan. Demikian kesimpulan
dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) yang ke
58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Sayangnya
Ary Ginanjar, presdir ESQ Leadershi[ Centre tidak hadir untuk menolak
secara terbuka kesimpulan tersebut.
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam
Benarnya Fatwa Mufti Malaysia
The Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang diajarkan Ary Ginanjar Agustian selama 10 tahun belakangan ini ternyata sesat dan menyesatkan. Pasalnya, training ESQ yang sudah diikuti lebih dari 850.000 orang di Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda dan AS dengan biaya amat mahal itu, ternyata mengandung ajaran sinkretisme, liberalisme, pluralisme dan dapat menjadikan zindiq dan kufur.
Maka benarlah apa yang dikatakan Mufti Wilayah Persekutuan Malaysia, Datuk Haji Wan Zahidi Bin Wah Teh, yang melarang ajaran ESQ Ary dikembangkan di Kuala Lumpur, Putra Jaya dan Labuan Malaysia, karena dianggap sesat dan menyimpang dari aqidah Islam.
Demikian antara lain kesimpulan dari diskusi Forum Komunikasi Sosial dan Kemasyarakatan (FKSK) ke 58 yang diadakan di Gedung Intiland, Jakarta, Kamis (29/7). Turut berbicara KH Amin Djamaluddin (Direktur LPPI), KH Anwar Ibrahim (Ketua Komisi Fatwa MUI), Bernard Abdul Jabbar (Mantan Missionaris Kristen) dan KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI). Sedangkan Ary Ginanjar Agustian (Presdir ESQ Leadership Centre) yang sudah berkali-kali menyatakan bersedia hadir ternyata mengingkari janji dengan dalih ada undangan ke Malaysia.
Sesat & Menyesatkan Karena Menjurus Kepada Syirik
Menurut Amin Djamaluddin yang dikenal sebagai ulama ahli aliran sesat, Ary dengan sengaja telah menyampaikan ajaran sesat dan menyesatkan orang lain melalui buku yang ditulisnya “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual”. Sebab dalam buku itu penuh dengan ajaran sinkretisme, pluralisme, liberalisme sehingga menjurus pada zindiq dan kufur bahkan syirik. Ary juga mengajarkan agar umat Islam tidak percaya dengan mukjizat para Nabi termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW, karena dianggap tidak masuk akal.
“Setelah saya teliti, dalam buku tersebut Ary sesat dan menyesatkan dengan sengaja mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha. Selain itu Ary menggunakan kebebasan berfikir untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadis, padahal dia bukan ahli Tafsir dan ahli Hadis, sehingga tafsirannya ngawur sekali. Selain itu Ary juga menafsirkan 99 sifat Allah dalam Asmaul Husna bisa juga menjadi sifat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seolah-olah manusia bisa meniru Allah sehingga bisa menjurus pada kemusyrikan. Apalagi Ary tetap meyakini suara hati sebagai sumber kebenaran, bukan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber kebenaran,” tegasnya.
Pendapat Amin Djamaluddin itu diperkuat dengan pendapat Bernard Abdul Jabbar yang mampu membuktikan bahwa ajaran dalam buku yang ditulis Ary itu ternyata secara diam-diam diambil dari kitab injil, kitab taurat dan kitab weda yang merupakan kitab suci Hindu. Memang sebelumnya Ary bertahun-tahun menjadi dosen Universitas Udayana Bali sehingga bergaul akrab dengan orang Hindu Bali.
ESQ Wajib Koreksi Diri
Sementara itu KH Anwar Ibrahim meragukan ajaran ESQ, karena penuh dengan liberalisme dan pluralisme, yang menganggap semua agama adalah benar. Pasalnya, sewaktu Ary mendirikan ESQ tahun 2000 bertepatan dengan lahirnya gerakan Islam liberal di Indonesia yang diwakili JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Apakah orang seperti Ary Ginanjar bisa dijadikan rujukan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, sementara Ary sendiri tidak mampu berbahasa Arab sehingga keahliannya dalam memahami litelatur Islam sangat diragukan,” ungkap Anwar Ibrahim yang pernah studi Islam di Madinah dan Kairo tersebut.
Sedangkan KH Muhammad Al Khaththath menyebut ajaran Ary bisa menjurus pada kesyirikan. Pasalnya, para peserta ESQ dimintanya untuk meneladani sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna.
“Saya menyayangkan mengapa tidak ada pelajaran syariah dalam training ESQ, yang ada hanya aqidah dan itupun sudah menyimpang dari pokok ajaran Islam dan menjurus pada kesyirikan,” tegasnya.
Sementara itu Amin Djamaluddin mengusulkan umat Islam jangan hanya menerima permintaan maaf Ary saja, tetapi wajib mengumumkan di berbagai media massa mengenai kekeliruan dan kesesatan yang terdapat dalam bukunya dan modil trainingnya sehingga bersedia untuk mengkoreksinya. Selain itu Ary juga harus merombak modul dan materi dalam trainingnya sehingga tidak menyesatkan para peserta training. Pasalnya, kalau hanya mengandalkan ucapan permintan maaf saja, nanti dikhawatirkan akah dikhianati, sehingga dia kembali mengajarkan ajaran sesatnya untuk merusak aqidah umat Islam. Sebab selama ini Ary dikenal suka berubah-ubah dan tidak konsekwen dalam ucapannya.
Sumber : Suara Islam