Archive for November 2013
Trisno Heriyanto - detikinet
Senin, 18/11/2013 12:05 WIB
Amerika Serikat - Salah satu anggota grup hacker Anonymous tertangkap. Dia pun diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya karena telah mencuri dan merusak data.
Jeremy Hammond, nama hacker tersebut, adalah pria 28 tahun asal Chicago, Amerika Serikat. Pada 2011 lalu ia meretas sistem keamanan Strategic Forecasting, Inc.
Selain masuk secara ilegal, ia telah mencuri 60 ribu nomer kartu kredit yang masih valid, 5 juta akun email, dan meninggalkan sistem dengan menghapus seluruh database yang dimiliki perusahaan tersebut.
Email yang berhasil dicuri itu kemudian diberikan kepada Wikileaks, dan kartu kredit curiannya digunakan untuk mendanai aktivitas grup Anonymous.
Pada pengadilan yang digelar di Manhattan, AS, Jumat waktu setempat, Hammond dinyatakan bersalah dan divonis 10 tahun penjara plus 3 tahun masa percobaan di bawah pengawasan pemerintah.
Seperti dikutip detikINET dari The Guardian, Senin (18/11/2013), Hammond mengakui semua perbuatannya dan akhirnya dijerat dengan aturan Computer Fraud and Abuse Act (CFAA).
Barrett Brown, telah divonis bersalah karena menyusup ke dalam sistem FBI dan mencuri sejumlah data, termasuk merekam sejumlah percakapan telepon.
Hacker yang merupakan bagian dari grup Anonymous itu pun akhirnya ditangkap dan ditahan pada Januari 2013 lalu. Polisi juga sedang mengumpulkan sejumlah bukti untuk mencari kemungkinan jika ada pihak lain yang terlibat.
Berbagai perlengkapan Brown telah disita, namun polisi belum menemukan salah satu laptop yang sering dipakai oleh tersangka. Kuat dugaan di dalam komputer jinjing itu tersimpan data pelaku lainnya.
Seperti dikutip detikINET dari Arstechnica, Senin (11/11/2013), polisi pun akhirnya menemukan laptop tersebut yang disembunyikan oleh ibu tersangka, Karen Lancaster McCutchin, di dalam dapur.
Menurut undang-undang setempat, wanita itu dianggap telah menyembunyikan barang bukti tersangka, sekaligus berbohong pada pihak berwajib. Alhasil, ia diganjar 6 bulan percobaan dan didenda USD 1.000 atau setara dengan Rp 11,4 juta (Kurs Rp 11,400).
Tahukah
Anda mengapa kuliah Jurusan Komputer sia-sia belaka? Tahukah Anda mengapa
sarjana komputer tidak lebih pandai daripada pedagang, programer dan teknisi
komputer di pinggir jalan? Semua itu berawal dari salah kaprah tentang ilmu
informatika dan teknik komputer. Banyak orang menyangka ketrampilan menangani
peranti lunak dan piranti keras komputer hanya ada di bangku kuliah. Lalu
dijadikan bekal untuk cari kerja. Nyatanya semua itu salah kaprah, kenapa?
Untuk
menjawab pertanyaan sederhana itu mari perhatikan beberapa hal di bawah ini:
1)
ORANG TUA MURID BUTA DUNIA KOMPUTER
Sejak
awal 1990 banyak orang tua murid menargetkan anak jago komputer. Demi
menyaksikan kehebatan mesin komputer merajai meja kerja. Anak anak pun berduyun
ambil kuliah jurusan komputer. Pebisnis menyambut gembira dengan membuka
akademi dan perguruan tinggi jurusan komputer. Tarian Iklan jurusan komputer
menghembuskan mimpi mimpi indah. Seakan penyandang gelar diploma dan sarjana
komputer adalah jaminan masa depan cerah. Nyatanya setelah lulus kuliah koq
beda jauh, kenapa?
Karena
hanya latah ikut-ikutan arus besar tanpa memahami dunia komputer yang sejatinya
hanya alat mempermudah pekerjaan melalui bantuan teknologi.
2)
TIDAK PERLU KULIAH AGAR TRAMPIL KOMPUTER
Ijinkan
saya berbagi pengalaman pribadi. Jika ingin trampil komputer banyak cara:
kursus 2 bulan atau belajar sambil jalan di tempat kerja. Lain lagi jika ingin
berkarir di bidang komputer (IT/MIS/EDP). Setidaknya perlu waktu 2 tahun
praktek langsung sebagai programer (piranti lunak/software) ataupun teknisi
(piranti keras/hardware). Waktu 2 tahun itu di luar masa kuliah jika ambil
jurusan komputer. Mengapa? Sarjana komputer lulusan Indonesia, Australi,
Amerika sama sama cuma tau teori. Praktek NOL BESAR.
Kebetulan
saya jadi programer sejak 1985. Jadi programer secara otodidak di kantor.
Ketika itu saya bekerja sebagai Office Boy di perusahaan patungan
Pertamina-Spinneys London. Kantornya di Gedung Patra Jasa lantai 14 Jakarta Selatan.
Untuk meningkatkan pengetahuan dunia programming kemudian saya ambil
kursus-kursus di samping baca-baca buku atas biaya kantor.
Sejarah
membuktikan beberapa murid dan anak buah saya di kemudian hari adalah sarjana
komputer. Baik lulusan Indonesia maupun lulusan luar negeri. Di antaranya ada
puluhan manager dan eksekutif Eropa belajar komputer kepada saya. Mereka
pekerja asing (expatriate) di Indonesia. Padahal saya bukan sarjana komputer.
Background
saya? Tidak ada kaitan dengan teknik dan komputer. Saya jebolan sekolah guru
SPG TEGAL 1981 dan Drop Out Fakultas Sastra Inggris UKI Jakarta 1983. Jadi
Office Boy 1983-1984. Jadi programer secara otodidak sejak 1985. Tahun 1990
jadi system developer dan Manager MIS. Tahun 1991 saya ciptakan aplikasi sistem
managemen perhotelan yang laku dijual kepada hotel-hotel chain. Salah satunya
adalah Accor-Ibis Indonesia. Software bernama “FOSYS+” buatan saya bercokol di
Ibis Cikarang sejak 1993-2010. Pada 1993 harga (price list) FOSYS+ berkisar 75
juta, 25% dari harga software import.
Kata
orang-orang hotel FOSYS+ adalah software made in putra Indonesia yang pertama
beredar di pasar software hotel management system / Front Office System.
Beroperasi dengan PC sementara waktu itu masih jamannya mainframe.
Ciri
khas FOSYS adalah tampilan ROOM-BOX inquiry. Tampilan kotak-kotak di layar
komputer untuk baca status kamar sebagai ganti tampilan berupa listing. Sejak
itu menjadi acuan umum para developer jagoan sistem hotel dalam dan luar
negeri. Puluhan tahun saya ketemu programer dan user sistem reservasi
perhotelan. Mereka sering tanya, bahas atau pamer kehebatan ROOM-INQURY. Mereka
tidak tau si pencipta tampilan ROOM-BOX adalah saya (agil) bekas Office Boy
yang otodidak jadi programer.
Pengalaman
kocak juga pernah saya alami. Sekitar periode 1986-2001 saya jadi pengajar
kursus private komputer untuk kaum profesional di perusahaan-perusahaan swasta
nasional dan asing. Di antaranya di bidang Real Estate dan Penerbangan Swedia,
semua di Jakarta. Karena waktu itu komputer dianggap mesin ajaib, eh banyak
cewek melakukan approach kepada diri saya padahal tahu saya sudah beristri.
Bahkan anak big boss ada nekat ngajak love affair. Mereka cantik-cantik,
muda-muda dan tajir-tajir. Duh, ampun godaan hebat bener, hahahaha…
3)
BANYAK SARJANA KOMPUTER TIDAK MAMPU JADI PROGRAMMER, HANYA JADI INSTALLATOR
Bukan
rahasia lagi bahwa banyak sarjana komputer hanya tau teori. Bikin program
aplikasi nol besar. Walaupun bisa bikin hanya mampu dioperasikan oleh diri
sendiri, sering error, sulit dikembangkan. Mereka hapal Flow Chart, Alogaritma
dan Diagram Data Flow tapi gagal menerjemahkannya dalam praktek programming.
Jagankan bikin program untuk dijual secara umum, untuk dipakai di tempat kerja
sendiripun tidak mampu. Hal ini menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu praktek
langsung. Umumnya dua tahun untuk jadi programer handal.
Sebuah
majalah khusus komputer Indonesia dua tahun lalu melaporkan hasil penelitian
bahwa hanya sekitar 10% orang IT yang mampu jadi progmmer. Sisanya hanya jadi
installator. Maksudnya hanya instal system Windows dan software lainnya. Ini
beda jauh dengan era 1980an di mana pekerja IT/MIS/EDP 70% adalah programmer.
Padahal bikin sistem sejak 2000 jauh lebih mudah karena tersedia ribuan library
untuk source code (source program). Sedangkan pada era 1980an source code
hampir 80% bikin sendiri. Ketika mesin komputer sangat sentitif (mudah error),
barang baru dan aneh, hanya orang komputer yang dapat mengoperasikannya.
Sebaliknya
banyak programer tanpa latar belakang pendidikan komputer. Dalam hal ini
berlaku hukum” kuasai sitem sebelum Anda merancang sebuah sistem“. Misalnya
jika Anda ingin membuat sistem akuntansi maka Anda harus pelajari sistem
akuntansi: jurnal keuangan, arus kas, rugi-laba, neraca.
Mungkin
sudah watak manusia ketika baru melek komputer, apalagi pegang ijasah dan
gelar, terus petentang-petenteng menyangka diri sudah jago. Padahal dunia
komputer meluputi banyak jurusan dan jenis ketrampilan. Misal programmer jagoan
belum tentu pandai merangkai hardware, teknisi senior bisa jadi buta sama
sekali tentang programming. Programming di sini saya maksud adalah merancang
program dengan Progamming Language (bahasa pemograman) baik low-level maupun
high-level, dari mulai Assembler, C, BASIC, dll.
SALAH
KAPRAH: Banyak salah kaprah disangka jago bikin sistem dengan Microsoft-Excel
sudah jadi programmer, ah itu kan cuma spreadsheet yang diprogram dengan
Macro-coding. Atau jago ngehack (hacking/hacker) disangka pasti jagoan
programmer - lho itu kan cuma merusak/mencuri bangunan sistem dari suatu
lubang, bukan membangun sebuah sistem yang dibuat programmer untuk dinikmati
umum. Programmer itu , setidaknya, merancang sistem dari nol hingga
menghasilkan executable file (.exe) yang telah diuji oleh user, terbukti
running well ketika diinstall dan implementasi, termasuk error handling, selama
bertahun-tahun di tempat berbeda-beda.
4)
SYARAT BERKARIR DUNIA KOMPUTER
Banyak
orang tidak tahu bahwa untuk terjun ke dalam dunia komputer perlu syarat pokok
sbb: kuat dalam ilmu pasti/matematika, kuat melek/begadang sampai pagi, suka
seni. Orang bilang komputer adalah paduan antara ilmu pasti dan keindahan seni.
Ilmu pasti karena berurusan dengan rancangan angka-angka dan logika yang harus
tepat-akurat. Seni karena perlu imaginasi daya cipta bekerja di alam
awang-awang untuk mewujudkan rangkaian imjinasi digital dalam batok kepala jadi
nyata di layar komputer.
Syarat
tambahan: siap-siap dicap sebagai orang gila karena kebanyakan orang IT adalah
workaholik (gila kerja), susah diatur, eksentrik, suka ketawa sendiri di depan
komputer, hehe…
Dengan
uraian di atas maka saya berpendapat, mohon maaf, bahwa kuliah jurusan komputer
di Indonesia lebih banyak sia-sia. Karena kebanyakan hanya latah, tidak paham
syarat pokok berkarir di bidang komputer, gagal menjadi teknisi/programer
handal, tidak menjamin dapat pekerjaan. Oleh karena itu hendaknya berpikir
ulang jika akan ambil kuliah Jurusan Komputer. Dan jika terlanjur salah pilih
masuk Jurusan Komputer maka tak ada kata terlambat untuk cabut dan pindah ke
jurusan yang benar-benar Anda sukai/cintai.
Bagi
Anda yang bingung ataupun tersinggung dengan artikel ini silakan periksa latar
belakang Bill Gates si raja software pencipta MS-DOS dan MS-Windows system, dia
cuma drop out dari Harvard University yang tidak tidak hubungan dengan
pendidikan formal komputer. Inilah bukti pendidikan formal bukan segala-galanya
apalagi sekedar tujuan untuk tidak gagap teknologi. Jika di Indonesia banyak
iklan nipu Orang Tua Murid tentang Kuliah Jurusan Komputer, jangan heran deh…!
sumber : Disini sayang... :)