Sebuah pesawat luar angkasa baru saja dikirim NASA untuk melaksanakan
sebuah misi di bulan. Tugasnya adalah mencari jawaban mengenai misteri
debu bulan yang tak bisa dipecahkan sejak 40 tahun lalu.
Seperti yang dilansir oleh The Verge (6/9), misi ini dimulai pertama
kali sejak Apollo 17 yang dipimpin oleh Eugene Cernan menemukan sebuah
efek mirip aurora borealis di horizon bulan. Ternyata, fenomena tersebut
hingga sekarang belum bisa dijawab penyebabnya.
Kali ini, lewat misi bernama Lunar Atmosphere and Dust Environment
Explorer (LADEE) NASA pun mencoba untuk menginvestigasi pertanyaan yang
tersimpan sejak 40 tahun lalu tersebut. Mereka ingin mengetahui apa
rahasia yang ada di balik fenomena yang ditemukan oleh Komandan Cernan
tersebut.
Juru bicara LADEE, Sarah Noble, menjelaskan bahwa misi ini diharapkan
sudah mampu memasuki orbit bulan pada satu bulan mendatang. "Ini adalah
waktu ideal untuk mengobservasi bulan sembari masih ada di posisi asli
dan murninya," terang Sarah.
Hipotesis peneliti sendiri menduga bahwa fenomena tersebut terjadi
lantaran adanya partikel kecil yang naik dari bulan sejauh puluhan
kilometer ke atas. "Kami sangat bangga akhirnya mendapatkan kesempatan
untuk memahami apa yang terjadi dari lingkungan debu di sekitar bulan,"
lanjutnya.
Pesawat ini sendiri baru saja berangkat pada pukul 23:27 waktu
setempat. Rencananya, pesawat ini akan mengorbit bulan selama tiga bulan
sebelum akhirnya mendarat.